Home » » VARIETAS PADI INPARI I TAHAN WERENG BATANG COKLAT DAN HAWAR DAUN BAKTERI SERTA UMUR SANGAT GENJAH.

VARIETAS PADI INPARI I TAHAN WERENG BATANG COKLAT DAN HAWAR DAUN BAKTERI SERTA UMUR SANGAT GENJAH.

Written By Muhammad Yusuf on Wednesday, August 10, 2011 | 4:42 AM


Inpari I , varietas padi unggul baru yang dilepas di Indonesia tahun 2008, merupakan perbaikan dari IR 64 dari hasil persilangan IR 64/ IRBB - 7/ IR 64.
Inpari I termasuk dalam jenis varietas IP Padi 400, yang berproduksi empat kali dalam setahun. Produksi cukup tinggi dengan rata-rata hasil 7,32 ton/ ha GKG atau hasil tertinggi yang pernah dicapai 10 ton/ ha GKG dengan rasa nasi pulen (kadar amilase 22 %). Selain itu termasuk varietas yang berumur sangat genjah/VUSG (90 - 104 hari) dengan pengetatan jadwal waktu yang sesuai, tanam dan panen.
Inpari I, merupakan varietas yang mempunyai ketahanan terhadap hama dan penyakit yaitu tahan terhadap hama wereng Batang Coklat Biotipe 2, agak tahan terhadap wereng Batang Coklat Biotipe 3 dan tahan terhadap penyakit Hawar Daun Bakteri strain III, IV dan VII.
Deskripsi Varietas Padi Inpari I :
Termasuk golongan Cere Indica dengan umur tanaman 108 hari. Bentuk tanaman tegak dengan tinggi 93 cm dengan jumlah anakan produktif 16 anakan, warna kaki hijau, telinga dan lidah daun tidak berwarna, pemukaan daun kasar, posisi daun dan daun bendera tegak, warna batang hijau, tahan rebah (tidak ada yang rebah), leher malai sedang, kerontokan juga sedang. Bentuk Gabah ramping, warna gabah kuning bersih dengan bobot 1000 butir : 27 gram.
Inpari I ini baik ditanam pada lahan sawah dataran rendah sampai dengan ketinggian 500m dari permukaan laut.
Pola tanam : Pola tanam 4 kali pertahun ( padi - padi - padi - padi ) pada lahan yang sama, dibagi dalam musim hujan (MH I)/ musim Tanam I (MT I) (oktober - desember), MH II/ MT II ( januari - maret), Musim Kering I (MK I)/ MT III ( april - juni) dan MKII/ MT IV ( Juli - September ).
Persemaian : benih disemai 15 hari sebelum panen. Benih yang disemai harus bermutu, bernas sebanyak 25 kg/ ha. Persemaian dibuat di luar lahan atau dapat di kotak/ besek dengan media tanah dan bahan organik seperti kompos atau pupuk kandang. Bila tidak tersedia lahan khusus untuk persemaian dapat dilakukan persemaian culikan, kering dan dapog.
Pengolahan tanah : disiapkan dalam 7 hari setelah panen, dengan pola OTS Tapin yaitu tanah ditraktor dengan bajak singkal untuk membalik tanah. Kemudian tanah -tanah diratakan dan sedikit digenangi kira-kira setinggi 1 cm. Apabila ketersediaan alat pengolah tanah terbatas, dilakukan sistem tanpa olah tanah (TOT) yaitu lahan dibersihkan dari gulma atau menggunakan herbisida non selektif, lahan digenangi ( 3 cm) selama 4 hari sampai agak lunak kemudian air dikeringkan untuk mempermudah tanam bibit.
Cara tanam : dengan tanam pindah, dengan jarak tanam 20 - 25 cm, bibit padi umur 21 hari, (karena umur muda tempat wereng hijau berkembang yang menularkan virus tungro) dengan populasi 160.000 - 250.000 rumpun / Ha. 
Waktu tanam tepat, untuk membuat tanaman terhindar dari serangan pada stadia tanaman yang peka terhadap penyakit. Selain itu tanaman ditanam serempak untuk mengurangi serangan berbagai hama dan penyakit serta waktu perkembangbiakan vektor penular patogen.
Pengairan : dengan tehnik pengairan berselang (intermitten), apabilaketersediaan air terbatas. Teknik pengairan berselang dilakukan dalam satu musim tanam. Pengelolaan air diatur sebagai berikut : a). Pergiliran air dilakukan selang 3 - 5 hari, tinggi genangan pada hari pertama sekitar 3 cm, selama 2 hari berikutnya tidak diairi. Lahan sawah diairi lagi pada hari ke 5. Cara pengairan ini berlangsung sampai phase anakan maksimal, b) mulai dari fase pembentukan malai sampai phase anakan maksimal, digenangi terus dan c). sekitar 10 - 15 hari sebelum tanaman di panen, petakan sawah dikeringkan.
Pemupukan : pupuk dasar Nitrogen diberikan pada 0 - 14 hari setelah tanam, dengan dosis 50 - 100 kg urea per hektar. Waktu yang tepat digunakan pada pemupukan kedua dan pemupukan ketiga, contoh :125 kg urea/ ha pada skala 2 dan 3 jika hasil yang diinginkan 7 ton/ha GKG atau cukup 75 Kg urea/ha jika hasil yang diinginkan 5 ton/ha GKG dan seterusnya. Waktu untuk pemberian pupuk P dan K : pada dosis rendah (75kg SP-18/ha), sedang (100 kg SP-18/ha) dan tinggi (150kg SP-18/ha). Pada dosis rendah-sedang (<50 kg KCL/ha), seluruh pupuk P dan K diberikan sebagai pupuk dasar.
Pengendalian Hama dan Penyakit : Varietas Inpari I tahan terhadap hama wereng batang dan penyakit Hawar Daun Bakteri (HDB) sehingga dapat ditanam pada daerah endemik. Walaupun varietas ini tahan terhadap hama dan penyakit, dalam pelaksanaannya Pengendalian hama dan penyakit terpadu (PHT) dilakukan lebih operasional. Seperti pengendalian hama wereng Coklat dan wereng punggung putih, pengamatan hama dilakukan pada musim hujan dan musim kering seminggu sekali atau paling lambat 2 minggu sekali dimulai sejak tanaman berumur 2 minggu setelah tanam sampai 2 minggu sebelum panen. Pengendaliannya pada musim hujan ditanami Inpari I dengan pola serempak.
Panen dan Pascapanen : Panen harus memperhatikan umur padi, cara panen dan procesing. panen padi yang ideal pada saat gabah matang ( kadar air 22-26%) atau 90-95 % gabah dari malai sudah kuning. Yang ditandai dengan bulir gabah telah terisi penuh, keras dan kulit berwarna kekuningan. Pemanenan pada saat lewat masak akan terjadi kerontokan gabah yang tinggi. Demikian juga dengan proses perontokan, penjemuran dan jenis alat penggilingan sangat menentukan rendemen, tingkat kehilangan hasil dan mutu beras yang dihasilkan.
Penulis : Asia
Sumber :
1. Pedoman Umum Peningkatan produksi padi melalui pelaksanaanIP Padi 400. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Badan Litbang Pertanian 2009.
2. Deskripsi varietas padi. Balai Besar Penelitian tanaman Padi 2009.
3. Teknologi produksi padi sawah. Puslitbang tanaman pangan 2000.
4. Padi inovasi teknologi dan Ketahanan Pangan. Balai besar Penelitian Padi Badan Litbang Pertanian 2009.
Share this article :

Post a Comment