Home » » Serangga Musuh Alami Hama yang perlu diwaspadai

Serangga Musuh Alami Hama yang perlu diwaspadai

Written By Muhammad Yusuf on Thursday, June 16, 2011 | 11:05 PM

Paederus spp.
Serangga Musuh Alami Hama yang perlu diwaspadai
Suputa dan Ahmad Taufiq Arminudin

Spesies Paederus yang  ada di Indonesia adalah P. fuscipes Curt. (Kalshoven, 1981). Serangga ini merupakan golongan kumbang yang bertubuh kecil berjalannya lincah tetapi kadang-kadang juga terbang dan tertarik cahaya ketika sore dan malam hari. Spesies serangga ini bersifat karnivora, oleh karena itu seringkali dimanfaatkan sebagai pengendali hayati untuk wereng coklat hama padi. Menurut FAO (1994) serangga ini efektif memangsa wereng coklat hama padi di Bogor dengan daur hidup dari telur sampai menjadi imago selama 18 hari. Stadium telur= 4 hari, larva= 9,2 hari, prepupa= 1 hari, dan pupa= 3,8 hari. Lama hidup serangga betina adalah113,8 hari dan serangga jantan adalah 109,2 hari. Kemampuan bertelur 106 butir per betina. Masa inkubasi telur selama 4 hari. Persentase penetasan 90,20 persen. Persentase menjadi dewasa adalah 77,60 persen. Kemampuan memangsa wereng coklat hama adalah 7,3; 7,5; 4,2; 3,2; dan 2,3 masing-masing instar 1, 2, 3, 4, dan 5.
Beberapa peneliti menginformasikan bahwa serangga ini bersimbiosis dengan bakteri. Bakteri tersebut berada di dalam darah Paederus spp. [termasuk P. fuscipes] (Kellner, R.L.L. 2004). Serangga yang infektif membawa bakteri ini adalah serangga yang berjenis kelamin betina.  Serangga betina yang infektif membawa bakteri tersebut haemolymphnya mengandung paederin yang bersifat racun yang dapat menyebabkan gejala radang dan melepuh pada kulit manusia. Bakteri endosimbion yang bersimbiosis dengan serangga ini secara spesifik belum banyak dilaporkan tetapi merupakan bakteri genus Pseudomonas (sensu stricto) gram negatif yang dekat dengan Pseudomonas aeruginosa (Kellner R.L.L. 2002 & Qadir et al. 2006).
Meskipun menurut Kalshoven (1981) P. fuscipes yang ada di Indonesia tidak efektif sebagai predator wereng coklat hama padi karena sifatnya yang polifagus, tetapi beberapa petani SL-PHT dan praktisi di lapangan serta FAO (1994) menyatakan bahwa serangga ini cukup potensial sebagai musuh alami hama pada pertanaman padi. Oleh karena itu kewaspadaan terhadap pemanfaatan musuh alami hama dari genus Paederus ini perlu adanya unsur kehati-hatian. Paederus akan berbahaya bagi manusia apabila tergenjet dan darahnya bersinggungan dengan kulit manusia. 

Ciri morfologi (Heinrichs. 1994).
Tubuh memanjang, terbagi menjadi tiga bagian caput, thorax, dan abdomen. Berkaki tiga pasang dengan jumlah ruas tarsi kaki depan, tengah, dan belakang adalah 5-5-5, serta tidak bercakar. Terdapat dua pasang sayap yang tidak menutupi seluruh abdomen, hanya menutupi ruas abdomen kesatu sampai dengan ketiga, sayap depan mengeras berfungsi sebagai perisai, sedangkan sayap yang kedua membranus digunakan untuk terbang.

Paederus fuscipes Curt.
Pronotom berbentuk oval memanjang, kaki-kakinya berwarna kuning kecoklat-coklatan kecuali bagian apex femur ketiga. Terminal segment pada palpi berwarna coklat. Bagian basal elytra berjarak sangat dekat dan terlihat seperti menempel pada pronotum.

P. tamulus Erichson
Pronotum berbentuk agak membulat tidak memanjang seperti pada P. fuscipes semua kaki-kakinya berwarna coklat kehitam-hitaman, terminal segment pada palpi juga berwarna coklat kehitam-hitaman, bagian basal elytra berjarak tidak terlalu dekat sehingga terlihat tidak menempel pada pronotum.
Share this article :

Post a Comment