Home » » Bertanam Kedelai di Lahan Sawah

Bertanam Kedelai di Lahan Sawah

Written By Muhammad Yusuf on Thursday, August 11, 2011 | 10:27 AM


PENDAHULUAN
Di Jawa barat, luas lahan sawah mencapai 1.126.924 ha, ditanami padi dua kali 881.872 ha dan ditanami satu kali 242.092 ha. Dengan potensi tersebut, melalui penanaman pola tanam padi-padi-kedelai dan apdi-kedelai (peningkatan IP), diharapkan produksi kedelai dapat ditingkatka. Hal ini ditunjang oleh tersedianya teknologi budidaya kedelai di lahan sawah yang produktivitasnya mencapai 2,5 t/ha.
KOMPONEN TEKNOLOGI PTT KEDELAI
Penyiapan Lahan
·         Penanaman kedelai d lahan sawah dilakukan 1 hari setelah panen padi atau paling lambat 3 hari setelah panen.
·         Penanaman cepat setelah panen agar : (1) gulma belum tumbuh, (2) hama belum berbiak, (3) tanah masih lembab, sehingga pertumbuhan benih kedelai optimal.
·         Penanaman setelah 3 hari sejak panen padi dapat menggagal panen oleh akumulasi hama, penyakit dan gulma.
Pengolahan Tanah
·         Lakukan persiapan lahan segera (1-2 hari) setelah panen padi.
·         Tidak dilakukan pengolahan tanah (Zero Tilage), hanya dilakukan pembersihan rumput.
·         Buat saluran drainase/kamalir dengan jarak 3-4 m secara membujur dan melintang dengan kedalaman 25-30 cm.
·         Untuk menekan gulma, serangan lalat kacang dan mempertahankan kelembaban tanah, gunakan jerami padi sejumlah 5 ton perhektar sebagai mulsa dengan cara dihamparkan setelah penanaman benih.
Inokulasi Rhizobium
·         Dalam pertanaman kedelai, jaminan tentang adanya bintil akar yang efektif merupakan komplemen penting untuk mencapai produksi optimal dan menghemat penggunaan pupuk nitrogen.
·         Untuk lahan sawah yang belum pernah ditanami kedelai, harus dilakukan inokulasi rhizobium dengan tujuan untuk meningkatkan penambahan N dari udara, sehingga meningkatkan efisiensi pupuk N.
·         Cara penyiapan inokulum dengan biakan murni rhizobium: (1) basahi biji kedelai dengan air secukupnya kemudian kedelai dicampur dengan 7,5 gr Legin dll. Dan (2) keringkan di tempat teduh beberapa saat.
·         Pada lahan sawah yang lebih dari 3 tahun tidak ditanami kedelai atau daerah pengembangan baru, inokulasi Rhizobium dengan menggunakan Rhizo+ perlu dilakukan dengan takaran 150 gr/ha.
Penggunaan varietas Unggul Benih
·         Varietas kedelai untuk lahan sawah bekas padi varietas berumur genjah (<80 hari) dan berumur sedang (81 – 89 hari) seperti : kawi, leuser dan burangrang dan memiliki potensi hasil 2,5 ton/ha.
·         Varietas yang berbiji kecil seperti : wilis, lokon, kerinci, jayawijaya, dan pangrango toleran terhadap lingkungan yang dranasi kurang baik. Varietas yang berbiji besar : bromo, agromulyo, galunggung, dempo dan malabar.
Kebutuhan benih : 45 Kg/ha (biji kecil) dan 50 – 60 kg/ha (biji besar)
Pemilihan Benih
·         Kemurnian benih minimal 97% sehat.
·         Bernas dan tidak keriput.
·         Tidak berbintik
·         Kadar air maksimal 13%.
Perlakuan Benih
Sebelum tanam, campur setiap 15 kg benih dengan 50 gr Rhizobium(Rhizopus) serta insektisida Marshall untuk mencegah serangan hama lalat bibit.
Penanaman
·         Lakukan penanaman dengan menggunakan tugal.
·         Kedalaman tanam 2-3 cm, setiap lubang tanam dimasukan benih 2-3 biji
·         Jarak tanam adalah 40x10 cm atau 40x15cm atau dengan cara legowo (jarak tanam baris ganda) dengan jarak 20 cm, jarak antar pasangan 2 baris, dan 50 cm jarak antar baris berikutnya sehingga populasi tanaman antara 400.000-500.000/ha.
Penggunaan Mulsa Jerami Padi
·         Tutup lahan dengan mulsa jerami setelah selesai tanam
·         Mulsa jerami dapat mengurangi penyiangan, dilakukan penyiangan cukup satu kali, yakni sebelum tanaman berbunga.
·         Pada daerah endemis lalat bibit, pemberian mulsa dapat menekan serangan lalat bibit.
Pemupukan
·         Pupuk yang digunakan adalah : 50-100 kg urea, 75-150 kg SP36, dan 50-100 kg KCL/ha atau sesuai dengan analisa tanah.
·         Berikan pupuk dengan cara dikucur
·         Berikan pupuk area dan KCL sebanyak 2 kali yaitu 2/3 dosis pada saaat tanam, 1/3 dosis lainnya pada umur 30 hari setelah tanam. Sedangkan pupuk SP36 diberikan sekalugus sebagai pupuk dasar pada saat tanam.\
Pemeliharaan
·         Lakukan pengairan sebanyak 5 kali yaitu, pada saat awal pertumbuhan, umur 14 hari, saat berbunga (35 HST), pembentukan polong (45 HST) dan pengisian biji (55 HST) dengan cara penggenangan 15-30 menit kemudian air dikeluarkan dari petakan.
·         Lakukan penyulaman pada umur 10-15 hari setelah tanam.
·         Lakukan penyiangan apda umur 2-4 minggu setelah tanam dan pada saat berbunga, atau diseusaikan dengan kepadatan gulma. Biala tenaga kerja terbatas, lakukan pengendalian gulma dengan menggunakan herbisida pratumbuh yang diaplikasikan satu sampai tiga hari sebelum tanam,
·         Lakukan pembubunan dengan cara meninggakan tanah disekeliling deretan tanaman kedelai membentuk suatu guludan dengan tinggi sekitar 6-16 cm.
·         Pengendalian hama utama kedelai antara lain : (1) lalat bibit, dilakukan dengan perlakuan benih (seed threatment) dengan insektisida marshall atau seminggu setelah tanam diberi insektisida sistemik.(2) ulat daun, dikendalikan bila terdapat 4 ekor ulat per 12 rumpun tanaman dengan insektisida Thiodan, Elsan, Tamaron, Dulseban. (3) Kutu kebul, dikendalikan dengan insektisida bila erdapat 5 ekor atau lebih per rumpun dengan insektisida Decis, Thioda, dan lain-lain. (4) Penghisap dan penggerek polong, dikendalikan bila terdapat satu atau lebih serangga dewasa per rumpun dengan insektisida Karphos atau Azodrin.
·         Lakukan pengendalian serangan penyakit dengan membuang tanaman sakit dan memberantas vektornya.
·         Gunakan bio pestisida nabati (campuran ekstrak daun nimba, kulit mete dan tembakau susun).
Panen dan Pengeringan
·         Pemanenan dilakukan pada saat tanaman sudah menunjukan tanda siap panen, yaitu bila daun dan polong sudah menguning (95% polong menjadi kuning).
·         Lakukan panen dengan cara memeotong batang dengan sabit.
·         Berangkasan hasil panen di jemur, bila polong telah kering dilakukan dengan memakai alat pemukul atau thresher.
·         Jika pada saat panen masih banyak hujan, berangkasan kedelai yang baru dipanen disusun tegak pada bilah bambu atau berangaksan dengan ketebalan 10 cm dihamparkan diatas lantai jemur.
Share this article :

Post a Comment