Home » » PELUANG BUDIDAYA FLAMINGO LILY

PELUANG BUDIDAYA FLAMINGO LILY

Written By Muhammad Yusuf on Monday, June 13, 2011 | 5:34 AM

Tanaman hias pot (pot plant) yang selama ini populer di masyarakat, khususnya sebagai indooplant, hanyalah  anthurium daun (birdnest anthurium). Sedangkan anthurium bunga, bunga flamingo (Flamingo Lily, tail flower), tidak terlalu populer sebagai potplant, karena lebih banyak dibudidayakan untuk bunga patong (cut flower). Disebut flamingo lily, karena sosok bunga anthurium memang tampak sebagai kepala burung flamingo, dengan paruhnya yang bengkok. Sebagai cut flower, flamingo lily tidak sepopuler krisan, lily atau mawar. Tetapi flamingo lily punya penggemar khusus, yang cukup fanatik. Keindahan flamingo lily memang tidak bisa dibandingkan dengan krisan, mawar atau lily.
Sebenarnya sosok flamingo lily,  sangat sederhana. Bunga ini hanya terdiri dari tangkai bunga yang ramping dan panjang, seludang yang berbentuk jantung, atau merupakan miniatur dari daun anthurium itu sendiri, dan “paruh” yang sebenarnya merupakan tandan bunga tunggal yang memanjang. Pada tandan bunga inilah menempel bunga sempurna (terdiri dari bunga jantan danbetina). Namun saat masaknya bunga jantan dan betina dalam satu tandan, tidak pernah terjadi bersamaan. Pertama yang masak bunga betina, baru disusul sekitar tiga hari kemudian bunga jantannya. Hingga penyerbukan harus dilakukan denga polen dari lain bunga.
Kombinasi antara ukuran, bentuk, warna seludang, dan paruh inilah yang menjadi daya tarik utama flamingo lily. Bentuk seludangnya sendiri memang hampir seragam, meskipun ada yang agak membulat, ada yang lebih ramping. Namun permukaan seludang bisa sangat bervariasi. Mulai dari rata, menguncup ke atas, melengkung ke bawah, menggelombang dan beralur. Warna seludang tidak kalah menarik. Mulai dari putih bersih, merah darah, ungu, ke pink, hijau dan putih bertitik-titik merah. Yang tidak ada hanyalah warna kuning. Paruhnya sendiri ada yang lurus dan gemuk, ada yang ramping dan melengkung.
# # #
Variasi ukuran, bentuk dan warna flamingo lily yang sangat tinggi ini, bisa terjadi karema dimungkinkan untuk mencipta hibrida-hibrida baru melalui penyilangan. Sebab menyilang flamingo lily, bisa dilakukan dengan sangat mudah. Sama halnya dengan menyilang anthurium daun. Karena bunga jantan dan bunga betina dalam satu kuntum bunga mekarnya (masaknya) tidak bersamaan, maka penyilangan justru sangat dimungkinkan. Semakin banyak kita memiliki variasi ukuran, bentuk dan warna bunga, semakin berpeluang untuk menciptakan hibrida-hibrida baru yang semakin menarik. Namun dari satu kali penilangan dengan ratusan biji, yang akan menjadi flamingo lily unggulan hanya satu dua, atau sama sekali tidakada.
Karenanya, menciptakan flamingo lily, sama halnya dengan menciptakan hibrida bunga lainnya, termasuk anggrek, diperlukan pengetahuan tentang genetika. Terutama genetika tentang karakter dari masing-masing bunga. Keuntungan yang bisa diperoleh dari para penyilang sekarang adalah, mereka tidak perlu melalui tahap primary hybrids, yakni silangan antar spesies untuk pertama kalinya. Namun para penyilang tetap perlu tahu, silsilah hibrida yang akan disilang, berikut karakter spesies induknya. Dari pengetahuan ini, seorang penyilang bisa menciptakan flamingo lily dengan seludang hijau metalik, perak, merah kehitaman, permukaan seludang menggelombang, paruh yang bengkok dan lain sebagainya.
Sama halnya dengan anthurium daun, seluruh spesies flamingo lily berasal dari Amerika Latin. Awal tahun 1800an, Bangsa Belanda mendatangkan flamingo lily Anthurium scherzerianum, dan Anthurium digitatum). Bersamaan dengan itu juga didatangkan anthurium daun Anthurium hookeri, dan Anthurium huegelii. Baru pada akhir tahun 1800an, didatangkanlah flamingo lily Anthurium andreanum, yang baru saja diketemukan (dideskripsikan) pada tahun 1877. Spesies flamingo lily peninggalan Belanda ini, masih bisa dijumpai di kawasan pegunungan di Indonesia. Sebab flamingo lily, terutama Anthurium andreanum, hanya bisa hidup baik pada ketinggian di atas 600 m. dpl.
Hibrida flamingo lily yang sekarang sudah banyak dibudidayakan di Indonesia antara lain: Anthurium Alphine (seludang putih, paruh pink), Anthurium Amigo (seludang merah dan hijau, pangkal paruh putih ujung kuning), Anthurium Arizona (seludang merah, paruh kuning), Anthurium Bagio White (seludang putih, paruh putih berujung kuning), Anthurium Bonito (mirip alphine tapi seludang lebih bulat),  Anthurium Bianco (seludang putih, paruh putih berbercak kuning), Anthurium Cognac (seludang merah cokelat berlekuk-lekuk, paruh kuning kehijauan),  Anthurium Avolidiya (seludang merah agak orange, pangkal paruh kuning, ujung putih), Anthurium Jose, seludang pink, paruh pangkal putih dengan ujung kuning), Anthurium Mutiara (seludang putih dengan bintik merah, paruh kuning).
# # #
Dari ratusan hibrida flamingo lily, yang paling banyak dibudidayakan adalah seludang merah, putih, dan pink. Di Thailand, budidaya flamingo lily sudah dilakukan oleh rumahtangga, dengan skala sangat kecil. Satu KK hanya mebudidayakan satu jenis flamingo lily, dengan luas lahan kurang dari 1 hektar. Namun para petani ini bisa hidup layak, punya mobil dan rumah bagus. Sebab  mereka tergabung dalam koperasi petani anthurium, yang anggotanya sampai ratusan, dengan masing-masing membudidayakan hanya satu jenis flamingo lily. Pemasarannya diatur oleh koperasi. Hingga praktis petani hanya berkonsentrasi pada aspek budidayanya. Dengan luas antara 0,5 sampai dengan 1 hektar, tiap harinya pasti ada bunga yang siap dipanen.
Petani Thailand, menanam flamingo lily langsung di tahan yang sudah dibuat bedengan dengan lebar 1,5 m. dengan panjang disesuaikan dengan luasan lahan. Lahan flamingo lily ini, harus ditutup paranet, dan memerlukan pupuk organik dosis tinggi. Selain tetap memerlukan pupuk anorganik, terutama NPK untuk merangsang pembungaan. Karena anthurium jarang terserang hama serta penyakit, maka penyemprotan dengan pestisida sangat jarang dilakukan. Paling banter pestisida digunakan petani untuk membasmi hama siput. Kalau hujan turun berkepanjangan hingga kelembapan udara tinggi, maka kadang-kadang tanaman juga terjangkit jamur dan bakteri. Barulah petani menyemprotkan pestisida.
Benih hibrida flamingo lily untuk produksi massal, selalu berasal dari perbanyakan kultur jaringan. Sebab kalau diperbanyak dengan biji, maka hasil bunganya akan menjadi tidak seragam. Sebenarnya flamongo lily, juga bisa diperbanyak melalui stek batang. Batang yang sudah cukup panjang dipotong-potong sepanjang 2 cm, dikering anginkan, direndam dalam zat perangsang tumbuh, lalu disemai dengan cara dimasukkan ke dalam kotak atau wadah lain yang diisi pasir campur humus. Media ini disiram setiap hari. Ketika tunah sudah mulai tumbuh, masing-masing stek bisa dipindahkan ke polybag, dengan media tanam pasir, humus dan tanah. Setelah tumbuh dengan paling sedikit tiga daun, benih bisa dipindahkan ke lahan penanaman.
Cara pembenihan dengan stek batang tidak mungkin menghasilkan benih dalam volume massal. Hingga agribisnis flamingo lily mutlak memerlukan benih dengan teknik perbanyakan kultur jaringan. Di Thailand, Taiwan dan Australia, benih flamingo lily hasil perbanyakankultur jaringan sudan dipasarkan secara massal di “hortimart”. Namun para petani bunga, biasanya memesan benih yang akan mereka tanam, langsung ke nursery, melalui koperasi masing-masing. Hingga benih yang mereka beli, benar-benar ada jaminan kualitasnya. Para calon petani flamingo lily di Indonesia, sebenarnya bisa memesan benih dari perusahaan swasta, atau ke Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi), di Segunung, Pacet, Cianjur.
# # #
Karakter bunga flamingo lily, memang hanya untuk karangan bunga dalam vas, bukan seperti mawar atau lily, yang bisa digunakan sebagai gift (persembahan). Baik berupa rangkaian, maupun hanya satu kuntum. Flamingo lily juga tidak seperti krisan spray, adenium dan beberapa jenis anggrek,  yang populer sebagai potplant. Meskipun, beberapa hibrida flamingo lily ukuranmini, sekarang mulai digemari sebagai potplant. Kelebihan flamingo lily sebagai rangkaian dalam vas adalah, karakternya sangat kuat. Terutama karena ketegasan warna dan permukaan seludangnya yang sangat dominan, di antara bunga-bunga lainnya.
Flamingo lily juga terkenal awet. Sebab seludang serta paruhnya relatif tebal, hingga tidak mudah layu maupun mengering. Karena bisa dibudidayakan secara massal dan relatif mudah, maka harga flamingo lily tidak setinggi lily, yang bisa mencapai Rp 100.000,- per kuntum di tingkat floris. Meskipun untuk ukuran Indonesia, harga flamingo lily masih tergolong tinggi. Per kuntum, dalam kondisi normal sekitar Rp 10.000,- di tingkat floris. Tingginya  harga flamingolily, disebabkan oleh sedikitnya pasokan. Sebab para petani masih lebih senang membudidayakan krisan, gladiol, atau garbera yang sudah dikenal baik oleh masyarakat.
Kelebihan lain dari flamingo lily adalah, tanaman ini tahan banting. Bahkan di Indonesia, dibudidayakan tanpa paranet pun, bisa cukup produktif, dengan kualitas bunga yang relatif baik. Sifat ini cocok dengan para petani Indonesia, yang umumnya tidak mau terlalu repot. Kelemahan flamingo lily adalah, tidak mungkin digunakan tunggal dalam satu rangkaian. Dia harus dikombinasi dengan bunga-bunga lain. Entah itu krisan, mawar, lily, atau anyelir. Namun anthurium bunga ini tetap merupakan alternatif bisnis agro. Sebab hanya bunga inilah yang mampu menghadirkan warna putih dan merah secara sangat dominan.
Share this article :

Post a Comment