Daerah itu berada di Malangan, Giwangan, Umbulharjo, Jogja. Merupakan wilayah paling selatan Jogja atau bisa di sebut juga perbatasan antara Jogja dan Bantul. Setelah sampai di tempat tujuan, terlihat hamparan pohon pisang yang menghijau.
Kebun plasma nuftah pisang nama daerah itu. Di sekitar perkebunan itu, tampak gedung perkantoran, tempat para pengelola kebun memantau areal sekitar. Kebun plasma nutfah pisang merupakan tempat wisata yang kini cukup sering dikunjungi. Museum tanaman itu telah berdiri sejak 1988.Pendirian kebun itu diprakarsai oleh Pemkot Jogja yang kala itu memiliki konsep akan menghijaukan daerah kota. Melihat lahan yang memadai, Pemkot memiliki pemikiran untuk menghijaukan Jogja.Dengan menempati lahan 1,9 hektare, keberadaan kebun plasma nutfah pisang tersebut, kini telah menjadi aset nasional dengan koleksi pohon terlengkap di Republik ini.
“Hingga saat ini, kebun plasma nutfah pisang telah mampu mengoleksi 346 kultivar pisang dari berbagai daerah di Indonesia dan mancanegara,” kata Bambang Dwi Atmoko, penanggung jawab kebun plasma dari Kantor Pertanian dan Kehewanan Kota Jogja.
Pengumpulan lebih lanjut jenis pisang, kini terus digiatkan pengelola kebun plasma nutfah pisang di bawah tanggung jawab Kantor Pertanian dan Kehewanan Kota Jogja.
Dalam istilah pertanian, plasma nutfah pisang memiliki arti tumbuhan pisang yang diprotoplasmakan dari sel-sel mengandung kromoson-kromoson atau gen-gen yang dapat meneruskan keanekaragaman sifat yang dimilikinya untuk diteruskan kepada keturunan pisang.
Pada kesehariannya kebun plasma nutfah pisang ini selain sebagai tempat wisata pendidikan juga sangat baik bagi masyarakat umum maupun siswa sekolah. Di kawasan ini juga dijadikan media belajar bagi kalangan sekolah, perguruan tinggi terutama yang menyangkut studi lapangan dan penelitian.
Selain untuk pengembangan ilmu pengetahuan, daerah itu juga dijadikan sebagai basis teknologi olahan pisang, teknologi perbanyakan bibit pisang secara kultur jaringan, teknologi konservasi pisang secara kultur jaringan.
Dari sejak pembibitan sampai produksi dapat dilihat pada kebun plasma nutfah pisang ini. Selain mengambil bibit pisang asli dari daerah-daerah juga diadakan suatu penyilangan antarpohon pisang, yang dilakukan oleh pengelola kebun plasma nutfah pisang sehingga dapat menambah jumlah koleksi jenis pohon.
Masyarakat umum yang tidak memperoleh pisang di pasar umum, dapat mendapatkannya di kebun plasma tersebut. Selain untuk mencari bibit, mereka juga sering terlihat mencari pisang untuk obat.
Keberadaan kebun plasma nutfah pisang hingga sekarang telah diakui oleh pihak keraton Ngayogyakarta.
Dalam setiap acara tertentu di keraton, seperti labuhan salah satu uba rampe dibuat dari pisang dari daerah itu. Yang diborong keraton tidak melulu buah melainkan bunga, hingga daun pisang.
Perkebunan tersebut kini hadir tak sekadar sebagai pemasok kebutuhan masyarakat Jogja, sebagai wahana pendidikan, namun juga sebagai paru-paru kota. Indahnya kotaku Jogja.
Post a Comment