Home » » Agave, Persembahan Para Bangsawan

Agave, Persembahan Para Bangsawan

Written By Muhammad Yusuf on Thursday, January 5, 2012 | 11:19 PM

Lihat saja penampilan Agave weberi variegata koleksi Edi Sebayang di Tangerang, Provinsi Banten. Warna kuning lembut menyelimuti tiap helai daun berpadu hijau pucat di tengah. Weberi asli berdaun hijau polos. Tajuknya kompak laksana air mancur emas yang menyemburkan air berkilau ke delapan penjuru mata angin. Edi mendapat bangsawan variegata itu dari Thailand.

Keelokan weberi variegata juga memikat Rusli Hadinata. Koleksi pengusaha furnitur di Tangerang itu berukuran lebih besar dengan panjang daun mencapai lebih dari 1 m. Hanya saja guratan hijau di bagian tengah daun terlihat lebih tua.

Monstrous
Bentuk daun dan corak istimewa menjadi daya tarik bagi para kolektor agave. Sebab, sosok agave umumnya hampir seragam: daun tersusun roset, bentuk oval dengan ujung melancip, dan warna hijau. Pantas Andy Darmawan langsung mengirimkan email pemesanan begitu melihat sosok Agave potatorum “Cubic” di situs salah satu nurseri di Kalifornia, Amerika Serikat.

Disebut begitu karena daun yang semula agak pipih berujung lancip berubah menjadi menggembung seperti kubus. Tepi daun century plant itu diselimuti duri-duri mungil, ujung daun dilengkapi duri panjang berwarna merah.

Agave bermutasi monstrous atau tak beraturan bentuknya itu kini antara lain menemani Agave salmiana var ferox variegata di kediaman Andy di Kalideres, Jakarta Barat. Yang disebut terakhir corak variegatanya berupa pola garis yang banyak dan acak alias striata. Meski berdaun tipis ia terlihat kokoh, tingginya bisa mencapai 1,8 m.

Andy juga mengoleksi Agave titanota no.1 mediopicta. Berbeda dengan ferox yang jumbo, mediopicta bersosok mungil. Lazimnya bisa mencapai 55 cm. Embel-embel mediopicta karena memiliki variegata di bagian tengah daun.

Kelainan wujud juga tampak pada sosok Agave filifera “Pinky” koleksi Tony Tjahjadi, di Serpong, Tangerang Selatan. Panjang daun hanya 7 cm, jauh lebih mini dibanding sosok aslinya yang bisa mencapai 30 cm. Tony pun tidak ragu untuk langsung memboyong agave berambut asal salah satu nurseri di Jepang itu. Meski berukuran cebol, si pinky—artinya mungil dalam istilah Jepang—tua berdaun lebih dari 20 helai. Seluruh daun tersusun roset dan terlihat simetris sehingga terlihat cantik.

Hibrida
Demi melahirkan bentuk dan corak warna daun beragam, para penangkar menyilangkan aneka jenis agave. Menurut Andy, yang paling rajin menghasilkan agave hibrida nurseri di Amerika Serikat (Kalifornia) dan Jepang. Dengan begitu sosok unik tak melulu karena kemurahan alam.

Lihatlah agave blue glow koleksi Andy. Agave itu hasil persilangan antara Agave attenuata berdaun tipis dan lebar dengan ocahui berdaun sempit, panjang, dan agak tebal. Hasilnya, agave cantik berdaun sempit dan agak tebal dengan variegata di tepi daun. Pada agave hibrid yang didatangkan dari Kalifornia, Amerika Serikat, itu karakter ocahui lebih dominan.

Hibrida lain yang tak kalah cantik adalah hasil silangan antara Agave potatorum dan A. macroachanta. Pada hibrida itu karakter macroachanta lebih dominan. Itu terlihat dari bentuk daun yang berbentuk sendok serta duri di ujung daun yang panjang dan lancip. Aksesori berupa garis tepi dan duri di ujung daun berwarna merah membuat sosok agave hibrida itu tampil menawan. Pada Agave victoriae-reginae x A. macroachanta warna garis tepi dan duri hitam sehingga tanaman terlihat lebih “garang”. Tanaman bangsawan memang menawan. (Tri Istianingsih)

http://www.trubus-online.co.id

Share this article :

Post a Comment