Pengendalian Ulat Api
Serangan ulat api (Setothosea asigna) dapat mengabiskan daun kelapa sawit dengan cepat. Tanaman tidak dapat menghasilkan tandan selama 2-3 tahun setelah serangan berat demikian. Empat alternatif teknik pengendalian ulat api ini sedang dikembangkan.
Aplikasi Cordyceps militaris, suatu jamur parasitik, meningkatkan persentase kepompong ulat api ter-infeksi menjadi 44-63%. Struktur konidia dan spora, hasil perbanyakan skala laboratorium dengan media buatan, dapat menginfeksi 42-68 persen kepompong. Dengan demikian jamur ini dapat digunakan dalam skala luas di lapang.
Deteksi Serangan Ganoderma sp.
Kerugian akibat serangan Ganoderma sp. pada areal seluas 1,4 juta hektar saat ini mencapai Rp 560 juta. Pengendalian penyakit tersebut sulit dilakukan karena serangannya sulit dideteksi secara dini.
Suatu perangkat diagnosis penyakit busuk pangkal batang telah dikembangkan dengan menggunakan filtrat hasil pencucian kultur misellium sebagai antigen, dan menghasilkan satu poliklonal dan sebelas monoklonal antibodi. Poliklonal yang diperoleh dapat beraksi silang dengan bahan antigenik dan filtrat pencucian jaringan badan buah dan spora Ganoderma. Spesifisitas antibodi akan ditingkatkan melalu penggunaan antigen dari jaringan badan buah dan spora cendawan Ganoderma serta metabolit sekunder yang dihasilkan tanaman segera se-telah infeksi. Hasil penelitian ini dapat menghindarkan kerugian yang bisa mencapai Rp 800 juta per tahun.
Post a Comment