A.
HAMA PADA TANAMAN BUNCIS.
1.
Kumbang Daun.
Gejalanya daun kelihatan
berlubang-lubang bahkan kadang-kadang tinggal kerangka atau tulang-tulang
daunnya saja. Tanaman menjadi kerdil dan polongnya kecil-kecil.
Pengendaliannya : Bila sudah terlihat adanya telur, larva, maupun kumbangnya maka dapat langsung dibunuh dengan tangan. Atau dapat juga diberantas dengan insektisida Lannate 25 WP, dengan konsentrasi 1,5-3 cc/l air atau 300-6001 larutan setiap hektar.
Pengendaliannya : Bila sudah terlihat adanya telur, larva, maupun kumbangnya maka dapat langsung dibunuh dengan tangan. Atau dapat juga diberantas dengan insektisida Lannate 25 WP, dengan konsentrasi 1,5-3 cc/l air atau 300-6001 larutan setiap hektar.
2.
Penggerek polong
Gejalanya : polong
yang masih muda mengalami kerusakan, bijinya banyak yang keropos. Akan tetapi,
kerusakan ini tidak sampai mematikan tanaman buncis.
Pengendalian : Dilakukan dengan tanam serentak, usahakan pula tidak ada tanaman inang disekitar tanaman buncis, misalnya tanman orok-orok perlu juga dilakukan penyemprotan dengan insektisida.
Pengendalian : Dilakukan dengan tanam serentak, usahakan pula tidak ada tanaman inang disekitar tanaman buncis, misalnya tanman orok-orok perlu juga dilakukan penyemprotan dengan insektisida.
3.
Lalat kacang
Gejalanya : Daun
berlubang-lubang dengan arah tertentu, yaitu dari tepi daun menuju tangkai atau
tulang daun, gejala lebih lanjut berupa pangkal batang yang membengkok/pecah
kemudian tanaman menjadi layu,berubah kuning, dan akhirnya mati yang masih
muda. Apabila tidak mati maka tumbuhnya kerdil sehingga produksinya sedikit.
Pengendalian : Setelah biji buncis ditanam sebaiknya segera diberi penutup
jerami daun pisang, penanaman dilakukan secara serentak. Bila tanaman sudah terserang
secara berat maka segeralah dicabut dan dibakar atau dipendam dalam tanah,
apabila erangan belum terlalu berat maka segeralah diberi insektisida.
4.
Kutu daun
Gejala akan lebih
jelas terlihat pada tanaman-tanaman yang masih muda. Bila serangannya hebat,
maka pertumbuhannya. Menjadi kerdil dan batang memutar (mimilin). Daunnya
menjadi keriting dan kadang berwarna kuning.
Pengendaliannya dengan cara memasukkan musuh alaminya yaitu lembing, lalat dan jenis dari Coccoinellidae, atau dengan menggunakan insektisida Orthene 75 Sp.
Pengendaliannya dengan cara memasukkan musuh alaminya yaitu lembing, lalat dan jenis dari Coccoinellidae, atau dengan menggunakan insektisida Orthene 75 Sp.
5.
Ulat jengkal semu.
Gejalanya dibawah daun
terdapat telur yang bergerombol. Setelah menetas ulatnya akan memakan daun-daun
baik yang muda maupun yang tua. Daun menjadi berlubang bahkan dapat habis sama
sekali. Akibatnya, tanaman menjadi kerdil karena tidak sempurna melakukan
fotosintetis. Pengendaliannya : dapat dibunuh satu persatu atau dengan
sanitasi, yaitu membersihkan gulma-gulma yang dapat dijadikan sebagai tempat
persembunyian hama tersebut. Bisa juga dengan menggunakan insektisida Hotathion
40Ec.
6.
Ulat penggulung daun
Gejalanya daun
kelihatan seperti menggulung dan terdapat ulat yang dilindungi oleh benang
sutera dan kotoran. Polongnya sering pula ikut direkatkan bersama-sama dengan
daunnya. Daun juga nampak berlubang-lubang bekas gigitan dari tepi sampai
ketulang utama, hingga habis hanya tinggal urat-uratnya saja. Pengendaliannya :
sebaiknya daun yang terkena segera dibuang atau dibakar, apabila masih ada
serangan maka dilakukan penyemperotan dengan insektisida. Insektisidanya yaitu
Azodrin 15 WSC.
B.
PENYAKIT PADA TANAMAN BUNCIS.
1
Penyakit Antraknosa.
Gejala : Polong Buncis
muda terdapat bercak-bercak kecil dengan bagian tepi warna coklat karat dengan
warna kenerah-merahan. Bentuknya tidak beraturan antara yang satu dengan yang
lain, bila udara lembab akan terdapat spora yang berwarna kemerah-merahan. Pengendaliannya
: Sebaiknya dipilih bibit yang benar-benar bebas dari penyakit atau dapat juga
dengan merendam benih dalam fungisida Agrosid 50SD sebelum ditanam. Dengan
penyemperotan fungisida Delsene Mx200, konsentrasi 1-2 gr/lt air. Juga bisa
dengan fingisida Velimek 80WP dengan konsentrasi 2-2,5gr/lt air.
2.
Penyakit Embun Tepung.
Gejala : Daun, batang,
bunga dan buah berwarna putih keabuan (kelihatan seperti kain beludru).
Pengendaliannya : Bagian yang sudah terserang sebaiknya dipotong atau dibakar.
Dapat juga disemprot dengan fungisida Morestan 25WP, konsentrasinya 0,5 – 1
gr/lt air dan volume larutan 1.000 lt/ha.
3.
Penyakit Layu.
Gejala : Tanaman akan
terlihat layu, kuning dan kerdil. Bila batang tanaman yang diserang dipotong
melintang, maka akan terlihat warna coklat atau dipijat akan keluarlah lendir
yang berwarna putih. Pengendaliannya : Dilakukan dengan cara menyiram tanaman dengan
air yang bebas dari penyakit, bila hendak membuat persemaian lebih baik tanah
disterilisasi dulu dengan air panas 100o C. Dilakukan dengan penyemprotan
fungisida Agrept 20 WP dengan konsentrasi 0,5 – 1/lt air.
4.
Penyakit Bercak daun.
Gejala : Daun bercak
kecil berwarna coklat kekuningan lama kelamaan bercak akan melebar dan bagian
tepinya terdapat pita berwarna kuning. Akibat lebih parah, dau akan menjadi
layu dan berguguran. Bila sampai menyerang polong, maka polong akan bercak
kelabu dan biji yang terbentuk kurang padat dan ringan. Pengendaliannya :
Benih buncis direndam dulu dalam air panas dengan suhu 48 C selama 30 menit. Bilas dengan air dingin dan keringkan. Dengan penyemprotan menggunakan Baycor 300EC, konsentrasi 0,5 – 1 lt/ha. Bisa juga menggunakan Bayleton 250EC, konsentrasi 0,25-0,5 lt/ha.
Benih buncis direndam dulu dalam air panas dengan suhu 48 C selama 30 menit. Bilas dengan air dingin dan keringkan. Dengan penyemprotan menggunakan Baycor 300EC, konsentrasi 0,5 – 1 lt/ha. Bisa juga menggunakan Bayleton 250EC, konsentrasi 0,25-0,5 lt/ha.
5. Penyakit Hawar Daun.
Gejala : Pertama-tama
terlihat bercak kuning dibagian tepi daun, kemudian meluas menuju tulang bagian
tengah. Daunnya terlihat layu, kering dan coklat kekuningan. Bila serangannya
hebat, daun terlihat berwarna kuning, seluruhnya dan akhirnya rontok, gejala
tersebut dapat meluas kebatang, sehingga lama kelamaan tanaman akan mati.
Pengendaliannya : Dengan cara memilih benih yang berkwalitas baik. Perendaman
benih dalam Sublimat dengan dosis 1gr /Lt air selama 30 menit.
6.
Penyakit Busuk Lunak.
Gejala : Daun
bebercak, berair warnanya menjadi kecoklatan. Gejala ini cepat menjalar ke
seluruh bagian tanaman. Sehingga tanaman menjadi lunak, berlendir dan berbau
busuk. Pengendaliannya : Tanaman yang sudah terserang berat sebaiknya dibuang
dan di bakar, dapat dilakukan dengan menyemprotkan Cupravit OB-21, dengan
konsentrasi 4gr/lt air, Delsene Mx200, konsentrasi 2-4 gr/lt air.
7.
Penyakit Karat.
Gejala : Pada jaringan
daun terdapat bintik-bintik kecil berwarna coklat, baik dibagian daun sebelah
atas maupun sebelah bawah. Biasanya dikelilingi dengan jaringan khlorosis.
Pengendaliannya : Dapat ditanam varitas buncis yang tahan dengan penyakit karat
yaitu ; Manoa Wonder. Tanaman yang terserang berat sebaiknya dicabut dan
dibakar.
8.
Penyakit Damping Of.
Gejala : Bagian batang
bawah yang terletak dibagian keping biji terlihat berwarna putih pucat karena
mengalami kerusakan khlorofil. Pengendaliannya : Siram tanaman dengan air yang
bebas penyakit, media semai yang dipakai juga yang telah disterilkan terlebih
dahulu. Bisa juga menggunakan Antracol 70WP, konsentrasi 2gr/lt air, volume
larutan 600-800 lt/ha.
9.
Penyakit Ujung Kriting.
Gejala : Daun-daun
muda menjadi kuning dan keriting, sedangkan daun yang sudah tua menggulung /
melilin. Penegndaliannya : Dengan menanm tanaman yang resisten (tahan
penyakit). Apabila tanaman yang sudah terserang penyakit, sebaiknya segera
dicabut atau dibakar.
Sumber : http://mukegile08.wordpress.com/2011/06/13/hama-dan-penyakit-pada-tanaman-buncis/
Post a Comment