INILAH.COM, Washington – Tebu menjadi alternatif bahan bakar fosil pemanasan global pada mobil dan truk di Brazil. Selain itu, tebu memiliki efek menguntungkan, mendinginkan suhu lokal.
Para peneliti memperingatkan, bukan berarti tebu akan menggantikan hutan Amazon atau vegetasi alam lainnya. Manfaat tebu bisa muncul ketika tebu dimasukkan dalam pertanian yang ada, menggantikan tanah rumput atau tanaman panen seperti kedelai.
"Tebu memiliki kemampuan memantulkan sinar matahari agar ‘berkeringat’ dan keringat tebu mendinginkan udara," kata pemimpin peneliti Scott Loarie dari Carnegie Institution for Science.
Tanaman menarik uap air dari tanah dan memancarkannya ke udara dalam proses fotosintesis, ungkap Loarie. Selain itu, tebu sangat efisien dalam saat melakukan transfer pendingin kelembaban.
“Dengan tebu, efek pendinginan evaporatif jauh lebih signifikan dibanding dengan Albedo (reflektifitas),” katanya.
Studi ini diterbitkan dalam Nature Climate Change. Tebu digunakan dalam biofuel yang menjadi bahan bakar seperempat kendaraan bermotor di Brazil.
Alhasil, atmosfer akan terjaga dari gas rumah kaca karbondioksida yang mempengaruhi iklim global. Namun, karena efisiensinya memancarkan air dingin, suhu lokal akan turun 0,93 derajat Celsius dibanding tanaman lain.
Post a Comment