Masyarakat di kawasan Asia Tenggara mengenal selai kelapa dalam berbagai nama, rasa dan resep sesuai kreasi daerah atau negara masing-masing. Selai kelapa berfungsi luas dari selai yang dioleskan pada roti atau dikonsumsi bersama jenis kudapan seperti ketan, ada juga sebagai ramuan pada pembuatan dodol, dikonsumsi langsung atau lainnya.
Di Indonesia, Malaysia dan Singapura terkenal selai kelapa dengan nama srikaya, berupa yang berwarna kuning emas. Bahan utama srikaya terdiri dari santan kelapa, telur ayam atau bebek, gula dan ekstrak daun pandan.
Di Thailand dikenal sangkhaya yang teksturnya seperti pudding, kurang lengket dibanding selai kelapa umumnya sehingga kadang-kadang dijuluki sebagai pudding kelapa. Samkhaya dikonsumsi sebagai kudapan dan digunakan pula untuk pembuatan jenis kudapan lainnya.
Di Pilipina, selai kelapa dibuat dari ’santan kelapa dan gula atau molasses. Biasanya dioleskan pada roti panggang atau digunakan pada pembuatan dodol. Di negeri ini berkembang pembuatan dua jenis selai kelapa, yakni selai kelapa yang mengandung banyak lemak (berlemak tinggi) dan sedikit lemak (lemak rendah) dengan resep dan cara pengolahan masing-masing sebagai berikut. Dengan adanya pilihan selai kelapa yang rendah lemak peluang pasar bisa lebih terbuka luas mencakup konsumen yang membatasi konsumsi atau diet lemak.
Untuk selai kelapa berlemak tinggi ada dua resep dan cara pengolahan. Model pertama pembuatan selai kelapa berlemak tinggi dimulai dengan mencampur kelapa parut dengan air dalam perbandingan volume 1:½, lalu santan kelapa diekstrak dengan alat pengepres atau expeller. Ampas kelapa yang diperoleh dicampur dengan perbandingan 1:½ lalu diektraksi lagi untuk memperoleh santan.
Semua santan yang diperoleh direbus secara pelahan hingga dadih lembut dan lapisan berminyak terbentuk di permukaan santan. Tambahkan gula merah dengan perbandingan 2:5 terhadap santan yang direbus, lalu perebusan dilanjutkan selama 20 menit.
Post a Comment