Penentuan waktu panen yang tepat merupakan salah satu faktor penting terhadap hasil dan kualitas gabah yang dihasilkan. Bila tanaman dipanen terlalu awal, akan terjadi butir hijau, akibatnya kualitas gabah yang dihasilkan rendah, banyak butir mengapur dan beras kepala banyak yang patah. Sebaliknya bila tanaman padi dipanen terlambat, akan menurunkan hasil gabah karena terjadi kerontokan gabah, timbangan gabah menjadi lebih ringan karena kadar air sudah menurun. Pemanenan gabah yang ideal dilakukan bila sudah 90% masak fisiologis, artinya 90% gabah telah berubah warna dari hijau menjadi kuning, bila dihitung dari masa berbunga, telah mencapai 30-35 hari. Selain panen yang tepat waktu, perlakukan pasca panen yg baik dan tepat dapat meningkatkan kualitas beras yang dihasilkan dan mengurangi terjadinya gabah Intani-2 yang hampa. Beberapa treatment yg perlu dilakukan adalah :
1. Setelah padi hibrida INTANI-2 dipanen, lakukan pengeringan/penjemuran selama 2-3 hari (jika kondisi cuaca panas). Proses pengeringan tersebut dilakukan supaya gabah benar-benar kering sampai Kadar Air 14-15% sehingga siap untuk digiling. Gabah dengan KA 14-15% saat digiling akan baik kualitasnya dan mengurangi terjadinya beras pecah.
2. Setelah selesai di jemur gabah INTANI-2 disimpan dahulu selama 2 sampai 3 hari. Setelah itu baru digiling. Hal ini dilakukan untuk menstabilkan kondisi gabah setelah dilakukan penjemuran (agar gabah yang panas menjadi dingin terlebih dahulu). Gabah INTANI-2 yang langsung digiling setelah dijemur dapat menyebabkan beras yang dihasilkan menjadi mudah pecah.
3. Saat gabah INTANI-2 digiling, perlu diperhatikan kecepatan putaran mesin (RPM) dan setelan dari mesin pemoles beras. Gabah INTANI-2 mempunyai bentuk yang sedikit berbeda dan mempunyai kulit gabah yang tipis. RPM lebih baik di pelankan dan setelan dari mesin pemoles beras diatur hingga mendapatkan beras INTANI-2 yang baik. Untuk mendapatkan produksi Padi Hibrida INTANI-2 yang optimal dan kualitas beras yang baik, maka perlu diperhatikan :
1. Penambahan pupuk organik pada lahan tanam.
2. Pemupukan yang berimbang (sesuai kondisi tanah dan rekomendasi Dinas Pertanian setempat) dan tepat waktu.
3. Pengairan dengan pola berselang (ada fase basah dan fase kering).
4. Pengendalian hama dan penyakit secara baik dan terpadu, berkoordinasi dengan Dinas Pertanian setempat.
5. Panen pada saat yang tepat.
6. Penanganan pasca panen yang tepat.
- Jemur gabah hingga kadar air 14-15%.
- Simpan dahulu sebelum digiling .
- Giling gabah pada kadar air 14-15%.
- Setel RPM dan mesin pemoles beras dengan tepat |
Post a Comment