SELAMA ini,buah lengkeng (kelengkeng,Bahasa Jawa) sangat digemari masyarakat dalam dan luar negeri terutama oleh orang Tionghoa,karena memang rasanya yang khas dan manis.Harga buah lengkeng di pasaran pun tergolong mahal bila dibandingkan dengan harga jenis buah lainnya.Pada saat musim panen pun harganya bisa mencapai Rp.15.000/kg
Pohon lengkeng berdiri tegak lurus dengan tinggi mencapai 12 meter bila sudah dewasa,umurnya panjang,dan dapat berbuah secara produktif sampai sekitar berumur 50 tahun.Kayunya keras dan alot tetapi tidak lurus,perakar annya kuat dan berdaun rimbun,percabangannya banyak,kuat dan alot, sehingga dapat dipanjat orang hingga ranting-ranting terkecil sekalipun.
Tanaman lengkeng dapat tumbuh di dataran rendah maupun tinggi.Tapi mutu buah terbaiknya adalah yang tumbuh pada ketinggian 400-600 meter dpl.Juga menghendaki tanah yang subuh dan selalu banyak mengandung humus serta gembur dengan drainase yang baik.
Pada umumnya,lengkeng berbunga pada bulan agustus sampai September dan buahnya dapat dipanen bulan Desember sampai Februari.Ketika muda buahnya agak lonjong dengan kulit kasar kehijauan dan setelah tua buahnya bulat dengan kulit kasar halus di samping tidak berbulu dan warnanya cokelat kekuningan.Lengkeng yang baik memiliki daging buah tebal,agak kering dan bening,manis dan aroma khas serta biji kecil.
Tanaman lengkeng dapat diperbanyak secara generatif maupun vegetatif. Namun sayangnya,perbanyakan secara generatif membutuhkan waktu cukup lama sampai bisa dipetik buahnya yakni sekitar 8-15 tahun,dan cara ini tidak menjamin hasil buahnya akan sama dengan induknya bahkan dapat mandul karena tanaman lengkeng ada yang berumah satu dan berumah dua.
Dengan demikian,cara perbanyakan lain yang dianggap menguntungkan karena buahnya lebih cepat bisa dipetik dan akan serupa dengan induknya, yakni cara vegetatif khususnya melalui pencangkokan.Dengan cara cangkok ini,maka umur 4 tahun saja sudah berbuah terutama bila dipelihara secara intensif,maka petani sudah dapat menikmati keuntungan bila panen tiba.
CARA MENCANGKOK
Pada prinsipnya,system cangkok yang dilakukan pada tanaman lengkeng tidak berbeda dengan cara mencangkok tanaman buah lainnya.Jadi,petani bisa melakukan pembibitan tanaman lengkeng dengan cara cangkok,dengan mengikuti langkah-langkah berikut ini.
Pertama,pilihlah cabang atau ranting yang besarnya sedang (sekitar 2 jari tangan orang dewasa),umurnya belum terlalu tua dan tidak terlalu muda, berasal dari tanaman yang produksi buahnya yang baik dan sehat.
Kedua,kulit cabang atau ranting itu dikupas dengan pisau tajam sepan jang 10 cm,selanjutnya dikerok sampai hilang lendirnya.Biarkan cabang atau ranting yang terkupas itu terbuka sampai 2 hari agar terangin-angin.
Ketiga,untuk media tanamnya berupa campuran tiga bagian tanah dan satu bagian kompos atau pupuk kandang.Setelah ditempelkan melingkar pada bagian yang akan dicangkok,media tanam itu dibungkus pakai sabut kelapa dan diikat pakai tali rapia.Proses pencangkokan pun selesai.Jika pencangkokan itu berhasil,maka sesudah 4-6 bulan akan mengeluarkan akar.
Jika akar sudah menyembul dari bungkusnya,bagian cabang di bagian akar dipotong memakai gergaji dan turunkan calon bibit secara hati-hati agar tidak merusak tanah cangkokan dan juga akar-akarnya.Kemudian sebagian ranting dan daun dipangkas untuk mencegah banyaknya penguapan pada bibit tanaman.
Kini bibit lengkeng sudah bisa langsung ditanam di kebun atau lahan yang telah disediakan.Namun,sebaiknya perlu disemai dulu dalam keranjang untuk penyesuaian,simpanlah di tempat teduh selama 1-2 bulan disertai perawatan khususnya peyiraman dan bisa pula disemprot pupuk daun 10 hari sekali.
Kalau sudah tampak segar,barulah bibit cangkokan tanaman lengkeng itu di pindahkan ke kebun atau lahan yang telah disediakan,dengan jarak tanam 10 x 10 meter.Adapun lubang tanamnya 1 x 1 x 1 meter dan diberi pupuk kandang secukupnya.Lakukan perawatan sebagaimana mestinya agar pertumbuhannya bagus.
Post a Comment